Showing posts with label Secangkir Kopi. Show all posts
Showing posts with label Secangkir Kopi. Show all posts


Kartu Prakerja. Poin ini yang tadi sore kami perbincangkan di warung Tante. Kartu Prakerja ini merupakan salah satu program yang akan dijalankan pada bulan April ini. 

Kemnaker telah resmi merilis pendaftaran kartu Prakerja. Sasarannya adalah pemuda minimal usia 18 tahun dan tidak sedang sekolah atau kuliah formal.

"Kalau yang angkatan 2013 tapi skripsi belum selesai gmana ya? Boleh daftar gak?" tanyaku.

Pasalnya, ada teman saya yang angkatan 2013, tapi sampai sekarang skripsinya belum kunjung kelar, sehingga statusnya masi mahasiswa aktif. Padahal, di lain sisi dia juga pekerja. Sejak semester 6 dia sudah gigih mencari kerja sampingan untuk memnuhi kebutuhan hidup di perantauan.

Kini ada Corona dan teman saya itu penghasilannya turun drastis akibat hal itu. 

"Alah... Ga papa. Suruh daftar aja. Datanya gunakan lulus SMA. Ndak perlu data sedang kuliah," jawab si Dul.

Pendaftaran kartu ini gelombang pertama Jawa Timur berlangsung pada 11 hingga 16 April 2020. Nantinya, seluruh penerima kartu akan diberikan pelatihan secara online sesuai dengan keahlian atau bakat/minat masing-masing. Selain itu, setiap orang dapat anggaran Rp3.550.000,-. Dan kuota tahun ini mencapai 6,5 juga orang.[*]




Sasaran Kartu Prakerja

Oleh Tanggal 4/12/2020 02:20:00 am
Kartu Prakerja. Poin ini yang tadi sore kami perbincangkan di warung Tante. Kartu Prakerja ini merupakan salah satu program yang akan d...


"Kapan pulang, yank?" tanya kekasih saya via WhatsApp.

"Setelah kita punya rumah," jawab saya.

Pulang kemana? Pikir saya. Oke. Saya paham maksudnya. Dia ingin saya pulang ke rumah Ortu di kampung halaman. Sebab, dia juga ada di kampung, sedangkan saya ada di luar kota: Malang. 

"Bangun, woy," tiba-tiba Imam menyenggol kaki saya. Saya terbangun. Emang kalau tidak ada kerjaan, tidak kuliah, kota semi lockdown, paling enak yang mbangkong. 

Di masa karantina ini, saya usahakan selalu terjaga sampai subuh. Setelah sholat shubuh, baru tidur. Dan dhuhur baru bangun. Cari aman agar shubuh ndak kesiangan.

Entah kenapa, siang ini saya sangat rindu dengan Mbah Nun. Laptop saya nyalakan, youtube saya buka. Kenduri Cinta (KC) dengan tema "Nabi Dholim" saya putar. KC adalah salah satu simpul maiyah yang berlokasi di Jakarta.

KC manurut saya adalah simpul maiyah yang paling terbuka bahkan radikal dalam berpikir mengenai makna kehidupan dan kesejatian hidup. Beda dengan padhangmbulan (PB). 

"Kan ada tiga: nyata, fakta, makna. Jadi saya kira harus kita resume. Jadi yang sebenarnya nyata itu yang fakta atau yang makna?" tanya Mbah Nun kepada anaknya. (Kejelasan resolusi konteks diskusi bisa diputar pada link ini). 

"Sepemahaman saya, sebenarnya, yang nyata itu adalah pemaknaan kita terhadap fakta. Bukan fakta-nya sendiri," terang Sabrang.

Dia memisalkan mengenai tanah. Tanah itu sama-sama tanah, kita akan bereaksi berbeda kalau itu tanah orang lain atau tanah warisan. Cukup jelas kayaknya.

Itu cuplikan diskusi di forum maiyah. Partama kali saya hadir maiyahan adalah di bangbangwetan Juni 2015, simpul maiyah yang ada di Surabaya. Saat itu temanya adalah RA[b]BI. Saat itu saya sedang mengisi hari-hari nganggur pasca lulus SMA. Selama hampir satu minggu di Surabaya. Dan pas waktu itu pas Mbah Nun ada jadwal di 3 tempat di Surabaya. Itulah awal saya hadir langsung maiyahan.

Padhangmbulan menjadi simpul kedua yang saya ikuti. Padahal, padhangmbulan ini ada di Jombang. Jauh lebih dekat dari rumahku ketimbang BbW. Dan padhangmbulan ini adalah sumur maiyah. Awal dimulainya maiyahan. Di ndalemnya orangtua Mbah Nun di Menturo-Sumobito-Jombang.

Sebelum kuliah di Malang, saya sering ke padhangmbulan. Namun, akan sangat terasa perbedaan antara bangbangwetan dengan padhangmbulan. Terutama dalam bahasa. PmB jauh lebih sopan, kalem, jarang ada mesoh, bahkan kadang nyaris tak ada sama sekali. Lain halnya dengan BbW. Wajar, Surabaya memang agak keras dalam penggunaan bahasa. Apa lagi Surabaya banyak dihunit anak-anak rantau, bonek, dan anak jalanan.

"Kok gak muleh ae?" tiba-tiba ada WA masuk ke HP saya. WA dari kakak saya di rumah. "Big bos takok," tambahnya.[*]







Sore hari memang paling enak menikmati senja di warung Tante. Saya sering ke sini. Warungnya sederhana banget. Pinggir ndalan pas. Cukup nyaman buat nongkrong sambil rasan-rasan ibu kost, atau sekedar main cacing-cacingan sambil cari udara segar.

Warung Tante ini legend bagi kami. Senior-senior sejak angkatan 2003 sering di sini dulu. Dan dilanjutkan dengan generasi ke generasi. Kopi hanya 3 ribu, teh hangat 2.500. Kadang anak-anak kalau pas telat kiriman dari ortu juga utang.


"Iki onok Corona, kok, panggah rame, yo?" kata Tante. "Bukan ogah oleh duit, tapi lak kerame, yo, aku wedi, rek."


Warung Tante ini memang rame tiap sore. Sudah punya banyak langganan, sih. Apa lagi sekarang warung-warung di Kota Malang sudah banyak yang tutup. Tidak berani ambil resiko Corona.


Untungnya jumlah kami tidak terlalu banyak-banyak amat. Jadi kopi tetap bisa kami seruput dengan nikmat. 


"Edaran Rektor yak opo, beh?" tanya temanku. "UM fix pembelajaran daring sampai UAS ini. Anak-anak pulkam semua. Rayon-rayon lockdown. Pengurus Kom juga banyak yang pulang."


Emang efek Corona membuat proker dan agenda organisasi kacau balau. Lha mau gimana lagi, ini menyangkut kemanusiaan dan masa depan bangsa juga soalnya. Pandemic yang merepotkan.


Mahasiswa baru stress dengan tugasnya yang numpuk. Ada juga yang sudah terlanjur pulkam, pakaiannya banyak ditinggal di Malang. Ada yang masa pinjam buku di Perpus Pusat sudah habis, dan buku yang dipinjam belum dikembalikan. Dosen Pembimbing tidak mau menerima bimbingan mahasiswa. Wisuda di salah satu kampus ditunda. Angkatan 2016 banyak yang rewel minta uang UKT dikembalikan. KKN, KKL, PKL ditiadakan. Pelatihan dan Seminar nyendat, dan banyak yang dibatalkan. Bahkan Kongres juga ditunda sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Repot, deh, pokoknya.


"Komisariat harus lockdown!" kataku. "Tidak usah mikir agenda dan proker dulu. Kita fokus di keamanan dan kesehatan kader-kader Liga. Orangtua mereka juga sudah banyak yang cemas. Biarkan mereka pulang. Biarkan hanya tugas kuliah yang membuat mereka repot. Kita tidak perlu menambahi beban ke mereka dengan adanya proker. Kita juga harus tenang. Jaga diri. Kalau diminta pulang sama orangtua, pulang aja ga papa. Bahkan Pak Kom sekalipun! Namun, tetap gunakan protokol social distancing. Jangan sampai kita pulang malah membuat orang di kampung tidak nyaman."


"Lha RTAR'e arek-arek Rayon yak opo, beh? RTK kita juga?"[*]




Senja di Warung Tante

Oleh Tanggal 3/28/2020 03:13:00 am
Sore hari memang paling enak menikmati senja di warung Tante. Saya sering ke sini. Warungnya sederhana banget. Pinggir ndalan pas. Cukup...

Pengalaman baru dalam dolanan blog hari ini adalah mengenai warning "Not Secure". Blog ini berubah menjadi "not Secure" sejak tadi malam. Saya bingung 😕. Mau benahin, tidak bisa. Mau ganti blog, tapi kok eman-eman dengan yang ini. 

"Biarkan aja. 'Kan tidak ada isi yang benar-benar privat sehingga aman jika diakses oleh publik. Kalau ada yang nge-hack, brarti blog kamu ada peminatnya," kata temanku.

Okelah kalo gitu. Saya lanjut aja blog ini. Toh isinya ya barang receh. Unfaedah semua. Penting tetap bisa upload tulisan. Lumayan, buat ngisi kegabutan ditengah wabah Covid-19 yang semakin menghawatirkan di Kota Malang ini.

Saat ini Kota Malang semakin menunjukkan kesepiannya. Kampus-kampus sepi. Sekolah pada libur. Warung kopi tutup semua, kecuali Tante. Ada beberapa warung kopi yang buka, tapi jam 8 malam udah tutup. WiFi kampus dimatikan. Listrik untuk cas laptop dipadamkan. Kampus lockdown.

Teman-temanku sudah seminggu yang lalu pada pulang kampung. Sekarang di C99 tinggal kami berdua: saya dan Imam. Anak-anak rayon pada pulkam. Rayon dan komisariat lockdown juga. 

Kerjaan gak ada. Skripsi masih nyendat. Gabut banget rasanya. Trus mau ngapain kalo ndak ngeblog? Sumpek, brow!


Sumber gambar: Twitter/yogantfirman
Kalau anak pemrograman harus menuliskan kalimat pertama dengan "Hello World!" dalam website mereka, namun saya langsung menulis kalimat yang tak jelas arah dan tujuannya.
Nge-blog sudah sejak dulu menjadi hobi saya. Entah pertama kali terinspirasi oleh siapa, saya sudah lupa. Mungkin semua ini berawal dari efek domino kebiasaan kakak pertama saya yang suka baca buku. Dia kuliah di UNESA, dan setiap pulang ke rumah membawa buku-buku untuk dituangkan ke otak adik-adiknya. Jenis bukunya sangat beragam. Mulai dari kumpulan puisi, kumpulan cerpen, kumpulan esai ringan, novel, hingga buku yang membahas masalah kaifiyah sholat dan amaliyah Nahdliyyin yang dimusyrik-musyrikkan. Buku-buku itu mulai saya telan sejak kelas 3 SMP, tahun 2011.

Nge-blog bisa membuat saya tenang. Sebab coretan-coretan dalam dekstop ini bisa merobohkan kepenatan pikiran yang menggumpal dalam otak saya. Di blog, saya bisa terjun bebas dengan membawa semua masalah itu. Tanpa harus ada sensor sana sini. Tentu dengan batasan gak nulis sak karepe udele dewe. Jangan sampai tulisan kita di blog ada yang merugikan pihak lain.

Oh, iya. Saya juga ingat, kakak saya mengenalkan salah satu platform blog milik kompas yang dapat dibuat oleh siapapun, yaitu kompasiana. Nah, disitulah saya mulai menulis blog. Ini tulisan pertama saya di kompasiana "Dua Rahasia Bangsa Yunani di Panggung Sejarah Peradaban Dunia". 

Terkait kata-kata motivasi untuk menulis sudah sangat banyak masuk ke otak saya. Jelas itu juga berpengaruh, namun ada satu hal lagi yang lebih berpengaruh, yakni adalah penulis-penulis yang aktif membuat konten di blog pribadinya maupun website manajemen. Misal, ada Mbah Nun di caknun.com, Gus Mus di gusmus.net, Gus Nadir di nadirhosen.net. Selain itu, ada pula Dee Lestari di deelestari.com, Agus Mulyadi di agusmulyadi.web.id, atau saudara kembar saya, Em Ruddy, di msyairuddin68.blogspot.com, dll.

Kalau anak pemrograman harus menuliskan kalimat pertama dengan "Hello World!" dalam website mereka, namun saya langsung menulis kalimat yang tak jelas arah dan tujuannya. Mungkin, ya, karena saya bukan anak pemrograman.

Blog ini akan kembali saya rawat. Semoga bisa konsisten membuat konten. Terserah tangan saya mau mengetik apa. Pokok saya tulis!

Malang, 25 Maret 2020 

_________________________
Sumber foto: www.febriyanlukito.com