Senja di Warung Tante


Sore hari memang paling enak menikmati senja di warung Tante. Saya sering ke sini. Warungnya sederhana banget. Pinggir ndalan pas. Cukup nyaman buat nongkrong sambil rasan-rasan ibu kost, atau sekedar main cacing-cacingan sambil cari udara segar.

Warung Tante ini legend bagi kami. Senior-senior sejak angkatan 2003 sering di sini dulu. Dan dilanjutkan dengan generasi ke generasi. Kopi hanya 3 ribu, teh hangat 2.500. Kadang anak-anak kalau pas telat kiriman dari ortu juga utang.


"Iki onok Corona, kok, panggah rame, yo?" kata Tante. "Bukan ogah oleh duit, tapi lak kerame, yo, aku wedi, rek."


Warung Tante ini memang rame tiap sore. Sudah punya banyak langganan, sih. Apa lagi sekarang warung-warung di Kota Malang sudah banyak yang tutup. Tidak berani ambil resiko Corona.


Untungnya jumlah kami tidak terlalu banyak-banyak amat. Jadi kopi tetap bisa kami seruput dengan nikmat. 


"Edaran Rektor yak opo, beh?" tanya temanku. "UM fix pembelajaran daring sampai UAS ini. Anak-anak pulkam semua. Rayon-rayon lockdown. Pengurus Kom juga banyak yang pulang."


Emang efek Corona membuat proker dan agenda organisasi kacau balau. Lha mau gimana lagi, ini menyangkut kemanusiaan dan masa depan bangsa juga soalnya. Pandemic yang merepotkan.


Mahasiswa baru stress dengan tugasnya yang numpuk. Ada juga yang sudah terlanjur pulkam, pakaiannya banyak ditinggal di Malang. Ada yang masa pinjam buku di Perpus Pusat sudah habis, dan buku yang dipinjam belum dikembalikan. Dosen Pembimbing tidak mau menerima bimbingan mahasiswa. Wisuda di salah satu kampus ditunda. Angkatan 2016 banyak yang rewel minta uang UKT dikembalikan. KKN, KKL, PKL ditiadakan. Pelatihan dan Seminar nyendat, dan banyak yang dibatalkan. Bahkan Kongres juga ditunda sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Repot, deh, pokoknya.


"Komisariat harus lockdown!" kataku. "Tidak usah mikir agenda dan proker dulu. Kita fokus di keamanan dan kesehatan kader-kader Liga. Orangtua mereka juga sudah banyak yang cemas. Biarkan mereka pulang. Biarkan hanya tugas kuliah yang membuat mereka repot. Kita tidak perlu menambahi beban ke mereka dengan adanya proker. Kita juga harus tenang. Jaga diri. Kalau diminta pulang sama orangtua, pulang aja ga papa. Bahkan Pak Kom sekalipun! Namun, tetap gunakan protokol social distancing. Jangan sampai kita pulang malah membuat orang di kampung tidak nyaman."


"Lha RTAR'e arek-arek Rayon yak opo, beh? RTK kita juga?"[*]




No comments:

Post a Comment