Kekasih Baruku di Malang
"Kok jek gong bubuk?" tanya kekasihku merespon story WA yang baru saja saya upload. Saya lihat jam di HP, ternya sudah jam 2 dini hari. Inilah kehidupan saya di Kota Malang.
Sebenarnya, rutinitas begadang ngene ki sudah saya mulai sejak lulus SMA tahun 2015 yang lalu. Saat itu, saya ada kerjaan tiap jam 19.00 - 24.00 WIB. Setelah pulang kerja, kadang saya sempatkan sinau soal-soal SBMPTN. Dan itu berlangsung hampir tiap hari selama 8 bulan. Tidur jam 1, atau kadang, yo, jam 2 dini hari.
Saat di Malang, Pondok Gading juga mensupport untuk begadang. Tepak pisan. Ditambah lagi, saya aktif di PMII, organisasi yang hampir setiap kadernya adalah makhluk nokturnal, baik yang cowok maupun yang cewek podo ae. Hidup di alam hari, 'tewas' di siang hari. Sempurna sudah!
Teguran kekasihku ndak saya gubris. Sengaja. Biar dia tidur lagi. Soalnya dia tipe anak yang jam 9 malam sudah bobo cantik. Biar lelap lagi dan esok bisa fit kembali.
Semoga dia tidak membaca tulisan ini. Saya yakin dia ndak akan baca, sih. Sebab, dia tipe anak yang tidak suka baca. Dia anak eksak, lulusan jurusan IPA di salah satu SMA Negeri di Nganjuk. Ndak suka baca perpen, novel, puisi, esai. Dan ndak hobi nulis juga. Hobinya nyanyi, tapi ndak bisa nyanyi lagu-lagu pop atau dangdut. Bisanya mbawak lagu-lagu qosidah atau banjari, dan dia vokalis.
"Tidur, tidurrr...." dianya chat lagi. Hmmmm... Makin rindu, deh. Peh..
"Iya,.. iya... Ini mau tidur, yank.." terpaksa saya jawab. Takut dia salah paham. Sebab kami LDR Malang-Nganjuk.
Kuota saya matikan. Saya lanjut bercumbu dengan kekasih baruku di Malang: Dedek Skripsweet.[*]
No comments:
Post a Comment