Saya Ingin Menulis Ribuan Lembar Sajak Rindu
saya tidak akan tanggung-tanggung dengan perasaan itu |
Namanya Muntadhiroh, tapi saya memanggilnya "sayank". Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Seorang perempuan yang berhasil menghipnotis saya sehingga jatuh ke dalam peluknya. Berani sekali dia!
Setiap rasa cinta pasti punya sejarahnya. Ndak mungkin saya tiba-tiba jatuh cinta pada perempuan yang tidak saya kenal. Dan proses itulah yang banyak dipertanyakan oleh teman-teman saya dengan bahasa: "Eh, pye critane?", "Kok iso tow, Rif?", "Wes jadian tenan ta jek pdkt?", "Iki Syarif tenan po duk sih?", "Syarif pacaran!!!???", "Sehat tow awwkmu?", dan masih banyak lagi. Dan pertanyaan-pertanyaan itu membuat saya tertawa dalam hati.
Terkait proses saya bertemu dengan dia hingga kami memiliki hubungan, itu biar tetap saya rahasiakan. Dokumen privat yang tek perlu orang lain tahu akan hal itu. Yang jelas, saya sudah mengenal dia. Akan tetapi, sebagaimana dia mengenal saya, pasti masih ada banyak hala yang belum saya tahu tentang kekasihku itu.
Ini sudah bulan ke-8 sejak kami resmi berpacaran (onok peresmiane barang ta ngunu iku? Wkwkwkwk). Rasanya saya ingin menulis ribuan lembar terkait perasaan saya. Mulai dari sajak rindu, rasa cemas, khawatir, marah, galau, dan heran. Namun, ada satu hal yang saya pastikan tidak ada dalam perasaan saya atas dirinya: marah. Apapun yang dilakukan dan diputusan oleh orang yang saya sayangi, asalkan itu sudah dipikirkan dengan matang dan mengetahui konsekuansi yang akan diterimanya dan ia akan bahagia atas itu, maka saya kan mendukungnya. Dan saya tidak akan pernah marah.
Perjalanan hidup saya terlalu remeh jika saya gunakan untuk memikirkan hal-hal yang tidak penting, apa lagi membahas mengenai pacaran. Masih teramat banyak yang perlu saya pikirkan. Dan prioritas-prioritas lain mengenai "siapa" yang perlu didahulukan juga teramat banyak.
Saya bukan tipe manusia yang melankolis dan romantis. Tapi kalau saya menyukai seseorang, maka saya tidak akan tanggung-tanggung dengan perasaan itu. Namanya sudah saya lock dalam benakku. Tunggu waktunya tiba, dan saya akan datang dengan membawa masa depan, Insya Allah.
No comments:
Post a Comment